Rabu, 01 Oktober 2014

#FF2in1

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program dari di Facebook dan Twitter

 Saya akui saya bukanlah penulis yang hebat, yang dapat menuliskan beribu kata perharinya. Menulis saja tidak bisa, apalagi membuat puisi. Namun banyak yang berkata bahwa aku orangnya terlalu puitis atau formal dalam berkata-kata. Seperti saat temanku yang sangat suka dengan kucingku yang bernama Botol, menyatakan ingin membawanya, aku pun berkata:

" Redya, kamu tak akan mungkin mendapatkannya karena dia berikan aku pertanda juga janganlah kamu banyak bermimpi."

"Posehh??" responnya dengan wajah yang menampakkan keanehan.
Aku pun bertanya, "apanya yang..posehh??" tanyaku dengan sedikit jeda antara kata yang dan poseh.
"Ya know kamu itu over-puitis, so I dunno bout what ya're talking." katanya sambil mengelus bulu Botol.
"Ihh, kalo mau ngomong Inggris belajar tenses dulu, Mbaakkk. Lagian tuh, ya, itu tuh lirik lagu bukan puisi, duh." ia pun menautkan alisnya, seakan berkata lagu apa itu karena yang kutahu ia suka lagu-lagu galau lagi menggalaukan.
"Lagu si Yovie and Nuno, judulnya Dia milikku." jawabku sambil meminum teh yang tiba-tiba ada di samping.
"Masa?? Ada videonya?" kami pun menonton video itu lalu kulihat Redya menangis tersedu-sedu.
"Tuhan, Redya kenapa."
"Sedih nget lagunyaaaa." Lalu Redya pun pergi. (.-.)